Memperingati Hari Pendidikan ”Bangkitnya Generasi Emas Indonesia”
Thursday, 3 May 2012 (11:54) | 2,728 views | Print this Article
Oleh: Mukhlis, S.Ip., S.Pd.
Anggota ISPI dan Guru SMP 3 Sragi Kab. Pekalongan
Khutbah Jumat, 4 Mei 2012
اْلحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ َانفسنا ومن سيات اعمالنا من يهدالله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له :اشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله: اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه والتابعين وسلم تسليما كثيرا اما بعد فيا ايهاالحاضرون اوصيكم ونفسى بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون: قال الله تعالى وهو اصدق القائلين اعوذ بالله من الشيطان الرجيم يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون وقال تعالى : وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا
Kaum muslimin rahimakumullah
Pertama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah member kenikmatan luar biasa banyaknya. Salah satu dari nikmat itu adalah pada saat ini kita masih bisa berkumpul di sini menjalankan ibadah wajib sholat jumat. Sholawat dan salam mudah-mudahan tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, para pengikut setianya termasuk kita yang selalu mengikuti ajaran-ajaran beliau. Amin.
Yang kedua, marilah kita bersama-sama lebih meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah swt. Dengan cara berusaha semaksimal mungkin melaksanakan apa-apa yang diperintah Allah dan berusaha menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan demikian kita akan berjalan pada jalan yang lurus, tunduk dan patuh secara ikhlas menjadi hamba Allah, dan begitulah seharusnya sehingga diri kita pantas disebut sebagai seorang muslim, orang yang berserah diri.
Kaum muslimin rahimakumullah
Dua hari yang lalu kita bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan nasional. Apa perlunya memperingati hari pendidikan, apa manfaat dan relevansinya bagi kehidupan kita? Barang kali pertanyaan semacam itu perlu kita ajukan, sehingga kita menjadi tahu esensi dari kegiatan memperingati itu sendiri.
Hadirin rahimakumullah, Sebagaimana peringat-peraingat yang lain, makna memperingati adalah untuk mengenang kembali, supaya ingat. Lalu apa yang perlu diingat terkait dengan hari pendidikan tanggal 2 Mei itu?
Kalau kita kaji lebih dalam, memperingati hari pendidikan sesungguhnya kita diingatkan kepada satu hal yang amat penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan menjadi bagian utama dalam menentukan masa depan bangsa. Melalui pendidikan terbentuklah masyarakat yang berpengetahuan, cerdas, mampu berpikir, dan akhirnya bisa berbuat yang terbaik untuk dirinya dan masyarakatnya. Dari hasil pendidikan itu pulalah akan lahir kebudayaan yang maju, yakni kebudayaan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Hal ini sudah terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dengan munculnya kaum terdidik diawal tahun 1900-an lahirlah generasi yang mampu mendorong pergerakan nasional untuk memperjuangkan kehidupan bangsa yang lebih baik, yakni sebagai bangsa yang merdeka. Munculnya gerakan kebangsaan seperti: Serikat Islam, Budi Utomo, Muhammadiyah, Indische Party, Taman Siswa, Nahdhatul Ulama dan lain-lain, pada sat itu merupakan hasil dari pendidikan. Tak heran kalau kemudian pada peringatan hari pendidikan tahun ini bertemakan “Bangkitnya Generasi Emas Indonesia”. Makna dari tema tersebut tersirat bahwa bangsa Indonesia ingin mempunyai generasi yang berkualitas, laksana emas yang bernilai tinggi dan laku jual dimanapun karena mempunyai daya saing terhadap bangsa lain. Kualitas seperti itu hanya bisa lahir dari pendidikan. Seperti itu pulala lah yang selalu dipikirkan oleh sosok Ki Hajar Dewantoro, seorang tokoh pendidikan nasional kita, yang hari lahirnya kita peringati sebagai hari pendidikan nasional.
Kaum muslimin rahimakumullah
Berbicara pentingnya pendidikan, kita semua sudah diingatkan oleh Allah SWT, dalam Al-Qur’an surat An-nisa ayat 9 :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS: An-Nisa ayat 9)
Ayat ini menggambarkan pentingnya pendidikan untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia ke depan agar menjadi generasi yang kuat, sejahtera lahir dan batin dalam bingkai iman dan taqwa kepada Allah swt. Dalam ayat tersebut sekaligus ditegaskan model pendidikan yang harus diberikan kepada anak-anak kita. Di akhir ayat ditekankan perlunya mendidik dengan perkataan yang benar/ pendidikan kejujuran.
Hadirin rahimakumullah,
Pendidikan kejujuran inilah yang menjadi inti dari semua usaha pendidikan anak-anak kita. Pendidikan setinggi apapun kalau tidak menyertakan pendidikan kejujuran tidaklah akan melahirkan generasi yang berharga. Malah sebaliknya. Seperti fenomena sekarang ini yang dirasakan oleh bangsa kita, karena beberapa kurun waktu yang lalu, pendidikan kita mengesampingkan pendidikan kejujuran, maka generasi yang lahir sekarang ini ditandai dengan banyak orang pandai/ pintar tetapi yang dapat diharapkan mampu membangun bangsa sangatlah langka. Mereka pintar tetapi memanfaatkan kepintarannya untuk kepentingan sendiri, bahkan tega menggerogoti uang Negara untuk kepentingan diri sendiri.
Untunglah para pengambil kebijakan dibidang pendidikan mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter, utamanya pendidikan kejujuran. Pendidikan sekarang ini mulai menerapkan pendidikan karakter, mulai menekankan pendidikan budipekerti, dan sekaligus memandang penting untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran. Semua itu merupakan langkah yang ditempuh untuk sepuluh tahun atau dua puluh tahun lagi lahir generasi-generasi emas Indonesia yang bisa merubah wajah Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik.
Hadirin rahimakumullah,
Sebagai anggota masyarakat, sebagai orang tua yang mempunyai anak, marilah kita perhatikan pendidikan putra putri kita. Kita harus peduli terhadap pendidikan anak-anak kita. Ingat, bahwa kewajiban mendidik yang pertama terletak pada pundak kita. Kewajiban untuk mendidik anak itu terletak pada orang tua masing-masing. Walaupun anak kita sudah kita masukkan ke sekolah-sekolah, bukan berarti kita para orang tua lepas dari tanggung jawab mendidik. Oleh karena itu kita -para orang tua- harus ikut aktif memberikan pendidikan terutama menyangkut pendidikan budi pekerti dan akhlakul karimah.
Terkait dengan pendidikan putra-putri kita, Islam telah memberi petunjuk arah yang sangat jelas, yakni untuk membentuk kepribadian anak menjadi anak yang sholeh yang mau mendo’akan kepada orang tua (waladun sholihun yad’uulahu). Disamping itu Allah sendiri telah memberi petunjuk pola-pola pendidikan anak melalui firmannya yang dijelaskan dalam surat Lukman sebagai berikut:
1. Pola pendidikan pertama adalah pendidikan ke-tauhid-an: memperkenalkan Allah sebagai satu-satunya tuhan, jangan sampai anak menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain.
Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya,”wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S 31:13)
2. Pola pendidikan kedua, menganjurkan selalu produktif dengan amalan-amalan nyata, sekaligus memberi pengertian untuk selalu jujur, karena perbuatannya dinilai oleh Allah.
(Lukman berkata) “Wahai anakku! Sungguh jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau langit, atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah maha halus, maha teliti.”(Q.S 31: 16 )
3. Pola pendidikan ketiga adalah pembentukan kepribadian anak dengan cara: menekankan untuk mengerjakan sholat, amar makruf dan nahi mungkar, serta melatih sabar.
“Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) untuk berbuat yang makruf dan cegahlah (meraka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (Q.S 31: 17)
4. Pola pendidikan keempat adalah pendidikan dalam hubungan social dengan cara: menghindari sikap sombong dan angkuh.
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (Q.S 31: 18)
5. Pola pendidikan kelima adalah pendidikan sopan-santun dalam berkomunikasi.
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Q.S 31 : 19 )
Hadirin rahimakumullah,
Melalui pendidikanlah satu-satunya jalan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat ke depan. Lewat pendidikan pula wajah Indonesia akan berubah ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu marilah bersama-sama apa yang telah diusahakan oleh pemerintah melalui kebijakan dibidang pendidikan ini kita dukung. Pemerintah telah mengambil kebijakan pendidikan wajib belajar 9 tahun, dengan membebaskan pungutan-pungutan biaya yang memberatkan sehingga diharapkan semua rakyat bisa bersekolah, memperoleh pendidikan yang berkualitas; semua itu adalah upaya untuk menghasilkan generasi-generasi emas. Dukungan kita sebagai orang tua berupa perhatian yang penuh terhadap kemajuan, prestasi belajar putra putrid kita.
Dukungan kita yang saat ini masih berstatus sebagai siswa/ mahasiswa, belajarlah dengan baik, dengan sungguh, sungguh, karena masa depan diri kamu dan Indonesia ikut ditentukan kesungguhan kamu. Jadilah generasi berkualitas emas, untuk masa depan Indonesia.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah: 11)
بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Daftar pustaka:
– Pidato sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 20012
– Hatta, Ahmad,Dr.,2011. Tafsir Qur’an Per Kata. Jakarta: Maghfirah Pustaka
– http://penamasmgl.blogspot.com
– www.nu.org.id
Tulisan lain yang berkaitan:




