Prof. Soedijarto dalam Kenangan Saya

Sunday, 29 January 2017 (11:24) | 148 views | Print this Article

Oleh:Prof. Dr. Supriyono, M.Pd.
Guru Besar Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Malang dan Ketua Umum Ikatan Akademisi Pendidikan Nonformal dan Informal Indonesia (IKAPENFI)

Prof. Dr. Soedijarto saat menjadi narasumber diskusi tentang Ijazah Palsu di Kompas TV

Innalillahi wainnalillahi rojiun. Turut berbela sungkawa mendalam wafat Prof. Dr. Soedijarto, M.A. pada hari Minggu 29 Januari 2017. Semoga almarhum khusnul kotimah. Aamiin.

Saya tidak mengenal secara personal dengan beliau namun saya memiliki kesan mendalam ketika pertama kali berjumpa beliau dalam forum seminar nasional tahun 1994 tentang Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Saat itu beliau adalah Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga (PLSPO). Perkenalan fungsional adalah ketika saya terlibat dalam berbagai seminar tentang pendidikan dan saya terlibat sebagai salah satu pengurus ISPI 2014-2019 berdasarkan Munas ISPI di Surabaya tempo hari.

Kesan saya beliau sangat patriotis, nasionalis, dan komitmen tinggi pada pendidikan nasional sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Beliau sangat mengagumi para faunding father Bangsa Indonesia yang punya pemikiran sangat bijaksana, futuristik, dan menghormati kebhinnekaan. Demikian juga gambaran saya tentang sosok Prof. Soedijarto.

Satu hal yang kurang memuaskan saya pada saat bertemu di seminar nasional tahun 1994 itu adalah pemihakannya yang kurang nyata terhadap pendidikan luar sekolah, yang menurut saya sebagai akademisi muda bidang PLS yang penuh mimpi, seharusnya beliau memperjuangkan program PLS agar lebih maju. Tetapi beliau malah mengatakan bahwa program-program PLS akan selesai dengan sendirinya bila sekolah mampu menunaikan tugasnya di bidang pendidikan. Padahal pada pamikiran saya tidak demikian. PLS tetap dibutuhkan bangsa ini untuk mewujudkan prinsip pendidikan dan belajar seumur hidup.

Kesan lain yang sangat mendalam adalah kegelisahan, pencarian, dan semangat juang yang terus menyala untuk terwujudnya grand disaign Sistem Pendidikan Nasional Indonesia yang mampu mewujudkan Bangsa Indonesia yang cerdas. Salah satu buah perjuangannya adalah ketetapan politik pendidikan dengan dialokasikan 20% APBN untuk bidang pendidikan. Hal ini diperjuangkan keitka beliau bertugas sebagai dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi Utusan Golongan tahun 1999–2004.

Prof. Dr. Supriyono, M.Pd.

Prof. Dr. Supriyono, M.Pd.

Beliau selalu gelisah dengan berbagai kesesatan pemikiran dan praktek pendidikan nasional Indonesia yang cenderung menjadi liberal dan mengabaikan pembentukan watak. Dalam setiap kesematan bertemu dalam forum seminar maupun dalam rapat-rapat ISPI belilau selalu mengungkapkan pemikirannya tentang sistem pendidikan yang pro rakyat, adil, dan menuju keunggulan bangsa.

Terakhir bertemu ketika pengurus ISPI menyelenggarakan rapat persiapan untuk bertemu Presiden pada bulan Mei 2016 yang lalu. Beliau menulis sebuah kertas kerja yang akan dibawa pada pertemuan itu untuk disempurnakan oleh tim pengurus ISPI.

Selamat jalan Prof. Soedijarto. Insha Alloh semua buah pikiran dan karya bhaktimu akan menjadi amal jariah yang mengalirkan pahala yang menghiasi perjalananmu menuju sorga-Nya. Hanya tiga perkara yang akan menyertai seseorang ketika sudaf wafat, salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Semua muridmu tentu akan terus mengamalkan dan menyebarkan ilmu yang telah kau ajarkan ketika menjadi dosen maupun ketika dalam formum-forum ilmiah yang kau sampaikan.

***

Tulisan lain yang berkaitan:

Tidak ada tulisan lain yang berkaitan!
Tulisan berjudul "Prof. Soedijarto dalam Kenangan Saya" dipublikasikan oleh Admin ISPI (Sunday, 29 January 2017 (11:24)) pada kategori Curahan Hati, Ucapan Selamat. Anda bisa mengikuti respon terhadap tulisan ini melalui feed komentar RSS 2.0. Both comments and pings are currently closed.