Foto Inspiratif Permudah Tulis Syair Tembang
Thursday, 8 March 2018 (20:13) | 337 views | Print this Article
Oleh Dra. Eko Hastuti, M.M.
Guru SMP Negeri 1 Wonosobo dan anggota ISPI
Keterampilan menulis bagi sebagian besar siswa SMP sangat rendah. Dibanding keterampilan bahasa yang lain, menyimak, berbicara, dan membaca, menulis memang lebih sulit. Menulis merupakan keterampilan berbahasa tertinggi, memerlukan berbagai unsur bahasa, seperti kosa kata, frasa, pembentukan kalimat, penguasaan ejaan dan tanda baca. Ide atau gagasan yang akan ditulis juga harus dikuasai karena menjadi bahan yang akan dikembangkan dalam tulisan. Kondisi tersebut lebih parah lagi pada kompetensi menulis syair tembang Macapat. Adanya aturan dalam menulis tembang yang disebut guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu/dhong-dhing menambah siswa tak berkutik. Siswa memahami isi teks tembang saja sudah kesulitan, baik dalam mengartikan kata-kata sulit, memahami makna larik-larik tembang, isi keseluruhan bait, maupun dalam menangkap makna yang terkandung. Padahal tembang Macapat dalam hal ini tembang Kinanthi memiliki nilai filosofi yang tinggi bagi pembentukan kharakter siswa. Banyak nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam teks tembang yang bagus bagi penanaman budi pekerti. Tembang Kinanthi merupakan warisan nenek moyang yang mempunyai ciri khas tersendiri. Isinya, ajakan untuk saling menyayangi, menanamkan kesetiaan, dan rasa cinta kepada sesama. Sayangnya, pada tataran memahami tembang saja, siswa terkendala oleh sulitnya mengartikan diksi tembang yang memang sulit.
Dampak negatif lainnya bagi siswa antara lain siswa kurang tertarik pada materi tembang, kurang aktif, dan kurang senang ketika mengikuti pelajaran. Akibatnya keterampilan menulis siswa tidak maksimal. Dari sisi guru, umumnya juga belum memiliki daya dukung yang signifikan. Kreativitas pembelajaran masih cenderung teoritis dan praktek menulis tembang yang sangat sedikit. Padahal siswa perlu banyak berlatih untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam menulis syair tembang Kinanthi. Jadi perlu media nyata untuk memudahkan siswa mengekpresikan ide dan perasaannya dalam bentuk syair tembang. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memudahkan siswa dalam menulis syair tembang Kinanthi yakni dengan menggunakan media Foto Inspiratif.
Manfaat Foto Inspiratif
Foto Inspiratif merupakan salah satu media pembelajaran yang dirancang secara khusus sebagai pengantar informasi bahan pembelajaran. Selain menarik media tersebut dapat menumbuhkan daya krestivitas siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Foto Inspiratif dapat diperoleh dari kegiatan fotografi yaitu proses pembuatan gambar dengan menggunakan media cahaya. Namun bisa juga dengan mengambil dari berbagai sumber, seperti internet. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera (Munir, 2010). Sumber Foto Inspiratif lainnya, bisa dari surat kabar, majalah, brosur, buku, internet, dan sebagainya. Bisa juga foto yang diambil sendiri oleh guru yang bersangkutan pada momen-momen tertentu.
Kelebihan media Foto Inspiratif ini diantaranya; mudah diperoleh, sederhana, praktis, dan murah. Apabila cetak foto masih dibilang mahal, file foto cukup diprint warna di sekolah. Jika untuk ngeprint juga tidak memungkinan karena keterbatasan sarana, guru cukup menayangkan dengan menggunakan LCD. Apalagi bila cara pemerolehannya dengan download dari internet menjadi cukup mudah dan gratis. Manfaat media Foto Inspiratif dapat untuk menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistis. Foto Inspiratif umumnya memiliki sisi kemanusiaan yang menyentuh hati. Dengan mencermati foto tersebut, siswa lebih mudah mengemukakan ide, gagasan, tanggapan, dan perasaan ke dalam bentuk tembang. Agar praktek menulis syair tembang efektif, siswa dikelompokkan antara 4-5 anggota. Setiap kelompok dibagikan satu Foto Inspiratif. Anggota kelompok berdiskusi dalam pemilihan kata, penentuan sajak akhir, dan jumlah kata seperti pada aturan tembang. Aturan atau ketentuan membuat tembang Macapat termasuk tembang Kinanthi secara umum adalah guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Guru gatra adalah jumlah baris/larik setiap bait. Guru wilangan adalah jumlah suku kata pada setiap larik tembang. Sedangkan guru lagu/dhong dhing adalah bunyi akhir setiap baris. Secara khusus tembang Macapat memiliki aturan sendiri-sendiri, sehingga siswa harus memahami secara sungguh-sungguh agar dapat mencipta syair tembang Macapat, termasuk di dalamnya tembang Kinanthi.
Setelah syair tembang jadi, siswa ditugaskan untuk mempresentasikan di depan kelas. Siswa lain menanggapi sedangkan guru memberikan respon positif. Kalau syair tembang menggunakan bahasa tembang, siswa pada waktu presentasi menggunakan bahasa Jawa ragam krama alus. Pembelajaran menggunakan media seperti ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Siswa juga terlibat langsung dalam upaya nguri-uri bahasa dan sastra Jawa. Yang lebih utama lagi, ada unsur pembentukan karakter siswa, yakni berani tampil di muka umum, kerja sama, dan peduli.
***
Tulisan lain yang berkaitan:


