Alumni UPI Menjadi Menteri

Friday, 5 August 2016 (18:31) | 464 views | Print this Article

Oleh : Mi’raj Dodi Kurniawan, S.Pd.
Magister Sekolah Pascasarjana UPI dan Anggota IKA UPI

Tulisan telah dimuat pada Harian Umum Pikiran Rakyat
Sejarah baru telah ditorehkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), terutama oleh Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) UPI Enggartiasto Lukita. Sebab, dalam pengumuman perombakan jilid II Kabinet Kerja tempo hari di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/7/2016), Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengangkatnya menjadi Menteri Perdagangan RI menggantikan Thomas Lembong.

Peristiwa tersebut adalah torehan sejarah baru. Sebab, di masa-masa sebelumnya, belum pernah ada satu pun alumni UPI yang menduduki posisi menteri. Bahkan, kendati UPI (dahulu IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung) adalah institusi pendidikan tinggi pertama yang fokus mencetak para pendidik di negeri ini, tetapi posisi Menteri Pendidikan RI pun belum pernah dipercayakan kepada salah satu alumninya.

Kenyataan tersebut menandakan bahwa belum ada satu pun Presiden dan Wakil Presiden RI yang menaruh kepercayaan kepada salah satu alumni UPI terbaik untuk menjadi orang nomor satu di kementerian pendidikan. Alih-alih Menteri Pendidikan RI, fakta terpilihnya Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita malah menandakan bahwa salah satu alumni UPI lebih dipercaya Presiden dan Wakil Presiden RI memimpin kementerian di luar kementerian pendidikan.

Betapa pun belum pernah dipercaya menjadi orang nomor satu di kementerian pendidikan, namun – sebagaimana telah dikatakan tadi – terpilihnya jebolan Sarjana Bahasa Inggris UPI ini adalah sejarah baru UPI. Enggartiasto Lukita merupakan alumni UPI pertama yang dipercaya dan menduduki posisi menteri di republik ini. Maka, dalam konteks ini, ia bukan saja telah melakukan sebuah terobosan besar, melainkan juga mencetak sejarah.

Dalam sejarah panjang orang nomor satu di Kementerian Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita bertengger dan tercatat dalam sejarah lembaga ini bersama para pendahulunya yang adalah figur-figur mentereng para pemimpin bangsa: Surachman Tjokrodisurjo, Darmawan Mangunkusumo, A.K. Gani, Sjafruddin Prawiranegara, I.J. Kasimo, Ir. Djuanda, Sumitro Djojohadikusumo, Adam Malik, Radius Prawiro, Tungki Ariwibowo, dan Muhammad Jusuf Kalla.
Karena itu, kendati Enggartiasto Lukita lebih kecil atau hanya bagian kecil saja dari keluarga besar UPI maupun para alumni UPI, namun – setidaknya – secara formal, posisi dan kewenangan politiknya di bidang perdagangan akan lebih menentukan di tataran nasional ketimbang para alumni UPI lainnya. Di kancah politik nasional, nama Enggartiasto Lukita akan lebih banyak mendapat sorotan dan menentukan sejarah Indonesia. Maka, UPI pun akan ikut tersorot.

Di satu pihak, apabila posisi menteri dan peranan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dianggap positif (baik atau terpuji) oleh publik, maka bukan hanya Pak Enggar – panggilan Enggartiasto Lukita – yang akan dianggap positif dan merasa bangga, tetapi juga institusi dan para alumni UPI. Namun, di pihak lain, jika yang terjadi malah sebaliknya, maka bukan hanya Pak Enggar yang akan dianggap negatif dan tidak bangga, tetapi juga institusi dan para alumni UPI.

Sebagaimana UPI yang dalam kadar tertentu menjadi salah satu sebab munculnya sosok Pak Enggar, maka akibat kiprahnya pun – dalam kadar tertentu – akan berakibat kepada UPI. Kalau begitu, Enggartiasto Lukita dengan keluarga besar UPI harus bersinergi. Majunya bidang perdagangan tanah air di bawah kepemimpinanya bukan saja merupakan prestasi dirinya, tetapi juga akan turut mengharumkan nama baik UPI.

Medan Juang
Kementerian Perdagangan RI yang dipimpin Enggartiasto Lukita adalah salah satu kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan perdagangan di republik ini. Tugasnya adalah menyelenggarakan urusan di bidang perdagangan dalam pemerintahan untuk membantu presiden dalam melaksanakan pemerintahan negara. Intinya, perdagangan ekspor-impor dan perdagangan skala domestik (dalam negeri) wajib diurusnya agar Indonesia adil makmur.

Beberapa fungsi Kementerian Perdagangan RI diantaranya: Kesatu, merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan perdagangan. Kedua, bertanggung jawab mengelola barang milik atau kekayaan negara. Ketiga, mengawasi pelaksanakan tugas di lingkungan kementeriannya. Keempat, melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan urusan kementerian ini di daerah. Kelima, melakukan kegiatan teknis perdagangan berskala nasional.

Dengan tugas dan fungsi serta – tentu saja – kewenangan (kekuasaan) yang digenggam Enggartiasto Lukita sebagai menteri, maka sejarah perdagangan Indonesia akan tergantung kepada kearifannya dalam memimpin kementerian. Berbagai terobosannya dalam mengurus perdagangan demi kemajuan nasional sangat dinanti. Terutama peranannya memajukan sektor perdagangan nasional yang akan berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Dalam konteks mewujudkan visi-misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita harus dapat menerjemahkan program berdikari dalam ekonomi yang dicanangkan presiden dan wakil presiden. Sejumlah program yang dapat ditempuh kementerian perdagangan yang dipimpinnya diantaranya: Kesatu, membangun kualitas berdagang manusia Indonesia. Kedua, mewujudkan kedaulatan pangan.

Ketiga, berdaulat energi berbasis kepentingan nasional. Keempat, penguasaan sumber daya alam. Kelima, memberdayakan buruh. Keenam, menguatkan sektor keuangan nasional. Ketujuh, menguatkan investasi sumber domestik. Kedelapan, menguatkan kapasitas fiskal negara. Kesembilan, membangun ekonomi maritim. Kesepuluh, mengembangkan kapasitas perdagangan nasional.

Semoga Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito berhasil mengemban amanat ini sekaligus mengharumkan nama baik UPI di kancah nasional maupun internasional.

Tulisan lain yang berkaitan:

Tulisan berjudul "Alumni UPI Menjadi Menteri" dipublikasikan oleh Admin ISPI (Friday, 5 August 2016 (18:31)) pada kategori Artikel. Anda bisa mengikuti respon terhadap tulisan ini melalui feed komentar RSS 2.0. Both comments and pings are currently closed.