Eko Hastuti, Sarjana Pendidikan yang Aktif Mengelola Perpustakaan Srikandi

Thursday, 17 April 2014 (09:35) | 1,201 views | Print this Article

Oleh : Deni Kurniawan As’ari
Redaksi web ISPI dan Humas ISPI

Eko Hastuti

Redaksi web ISPI kembali menurunkan profil sarjana pendidikan yang memiliki dedikasi luar biasa. Ia bernama lengkap Eko Hastuti. Wanita paruh baya yang lahir di Magelang, pada 3 Februari 1966 silam ini aktif mengelola perpustakaan Srikandi. Kesibukannya sebagai guru PNS di SMP Negeri 1 Wonosobo tidak menyurutkan dirinya untuk berkiprah di tengah-tengah masyarakat dengan mengelola perpustakaan secara baik dan profesional. Perpustakaan yang ia kelola bersama teman-temannnya telah banyak meraih prestasi dan menjadi rujukan bagi perpustakaan lainnya. Dukungan penuh dari masyarakat sekitar terhadap perpustakaan itu juga menjadi faktor lain kesuksesannya.

Eko demikian panggilannya mengawali pendidikan di SDN 3 Sawangan, Magelang, lulus 1977. Kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Sawangan, Magelang lulus 1981. Setelah itu ia memilih sekolah guru dengan masuk pada SPG Muhammadiyah 1 Muntilan, Magelang lulus 1984. Pendidikan sarjananya diselesaikan di IKIP Yogyakarta atau saat ini lebih dikenal UNY lulus tahun 1989. Kemauan belajarnya yang tinggi telah mendorong untuk kembali kuliah dan berhasil diselesaikan pada 2011 dengan konsentrasi Magister Managemen di Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.

Berbekal pengalamannya saat menjadi mahasiswa yang pernah menjadi pengurus HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) saat di UNY, pembimbing ekskur jurnalistik SMPN 1 Wonosobo ini aktif di berbagai organisasi. Merintis pembentukan Karang Taruna Desa Sawangan, mendirikan “PRENJAK” atau Perkumpulan Remaja Berguna Jasa Keron, tahun 1989 dan sampai saat ini masih aktif. Pernah pula mendirikan perpustakaan di dusun Keron tetapi karena harus hijrah ke Wonosobo akhirnya bubar. Mendirikan KLOMPENCAPIR di dusun Keron, Sawangan, hingga menjuarai Lomba LCC Klompencapir sebagai juara 3 tingkat Kabupaten Magelang. Merintis terbentuknya kelompok Pengajian Ibu-Ibu dan Posyandu, Manggisan Asri. Menjadi pengurus MGMP Bahasa Jawa kabupaten Wonosobo beberapa periode, Menjadi Ketua II Dharma Wanita Kantor BPN Wonosobo dan anggota Komunitas Sastra Bimolukar Wonosobo. Berbagai kegiatan remaja dia bimbing seperti pelatihan sinoman, kerja bakti remaja, lomba HUT RI, perayaan HUT RI dan lainnya.

Raih Banyak Prestasi

Kiprah Perpustakaan Srikandi Diliput Surat Kabar

Hobinya membaca, menulis, berorganisasi, dan berkebun telah mengantarkan ia meraih banyak prestasi. Tahun 1989 bersama Tim mendapat Juara 3 Lomba Klompencapir tingkat kabupaten Magelang, Tahun 1997 bersama Tim mendapat juara 3 LCC Posyandu tingkat Kabupaten Wonosobo, mewakili Kecamatan Mojotengah, Tahun 2004 terpilih menjadi Guru Berpretasi I SMP se-kabupaten Wonosobo, maju tingkat provinsi mendapat peringkat 18, tahun 2003 mendapat Juara 2 Lomba Cipta Cerpen tingkat kabupaten Purworejo, dari KOPISISSA Purworejo. Tahun 2006 mendapat Juara Harapan 2 Lomba Menulis Artikel tentang PKK tingkat provinsi, dan mendapat Juara 1 Lomba Perpustakaan Desa tingkat Jateng. Terakhir tahun 2012 mendapat Juara 1 Lomba Cipta Cerpen Tirto Utomo Award ke-III.

Aktivitas kepenulisannya pun patut ditiru. Sejak kecil suka baca. Mulai tertarik menulis setelah mengikuti Pelatihan Jurnalistik di IKIP Yogyakarta. Itu pun menulis sekedar dokumen pribadi. Tahun 1990 sempat mendirikan majalah Dinding di kampung halaman bersama anggota PRENJAK lainnya. Tahun 1990 pindah ke Wonosobo karena SK Capeg Turun dan mulai menulis lagi. Beberapa tulisan terbit di tabloid inspirasi dan inspirator, salah satu cerkak terbit di majalah Djoko Lodhang dan beberapa lainnya terbit di Majalah Panjebar Semangat, membimbing ekskul Jurnalistik dan mempublikasikan ke koran Jawa Pos Radar Semarang, sudah 11 edisi, menerbitkan majalah sekolah sampai Semarang baru 16 edisi, mengelola blog pribadi dan blog majalah sekolah, menulis Buku 1 Bunga Rampai“ Guru Kehidupan” dan ke-2 Buku Biografi Remaja “ Wening Setyanti, Remaja Tegar dan Berprestasi”.

Buah manis dari kiprahnya selama ini terutama aktif menulis, Eko tidak lama lagi akan meraih golongan IVB, sebuah capaian yang bagi sebagian besar guru selama ini dianggap sebagai momok yang sulit. Keberhasilannya itu tidak diraih dengan mudah. Prosesnya cukup panjang dan lama, bahkan sampai harus tiga kali mengajukan PAK tersebut. Namun, seperti kata pepatah, di mana ada kemauan maka di situ ada jalan.

Apa yang melatarbelakangi berdirinya perpustakaan Srikandi?
Ide untuk mendirikan perpustakaan Srikandi ketika beberapa ibu pengurus PKK RW VI diundang ke kelurahan Andongsili untuk menghadiri musdes (Musyawarah Desa). Kebetulan waktu itu saya sebagai Ketua PKK RT 01 Manggisan Asri. Saat musdes tersebut, dituntut masing-masing perwakilan kampung untuk memaparkan visi misi dan rencana kegiatan yang akan dibiayai dengan dana PNPM Mandiri. Disyaratkan sekian persen perempuan harus aktif memperjuangkan program hingga tingkat kecamatan. Saat itu Perum Manggisan Asri mengajukkan program pembangunan gedung Taman Pendidikan Al Qur,an yang kemudian diberi nama TPQ Al Muhajirin. Nah, ketika itulah muncul kesadaran betapa pentingnya perempuan dalam pembangunan masyarakat pedesaan. Ternyata perempuan itu harus cerdas, banyak pengalaman, terampil berbicara di muka umum, percaya diri, dan mandiri. Lha, untuk membentuk perempuan-perempuan seperti itu perlu sebuah wadah dan terjawablah bahwa wadah itu adalah perpustakaan. Maka disepakati secepatnya untuk mendirikan perpustakaan.

Alasan lain, ketika itu banyak tetangga kami yang masih menganggur karena perusahaan besar “Dieng Jaya” yang memproduksi aneka makanan khas Wonosobo, tempatnya bekerja kolap. Terbesit harapan semoga setelah perpustakaan terbentuk, dapat dijadikan tempat untuk berlatih berbagai keterampilan bagi ibu-ibu khususnya, dalam upaya membantu perekonomian keluarga. Kami yakin, dengan membaca buku-buku yang tepat, kondisi krisis akan ada solusi karena pikiran cerdas, wawasan luas, dan ide-ide kreatif bermunculan.

Di samping itu, juga adanya kesadaran akan pentingnya peran ibu bagi kemajuan masyarakat.Di era globalisasi yang serba canggih ini, peran ibu semakin berat.Peran ibu tidak hanya mengurus keluarga, suami dan anak. Seorang ibu juga harus mampu mengembangkan diri agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan teknologi memaksa siapa pun untuk terus mengikutinya agar tidak jadul dan kuper. Minimal ibu harus banyak membaca agar wawasan dan pengetahuan bertambah, sehingga dapat mendampingi putra dan putrinya dalam belajar.

Video Sejarah Perpustakaan Srikandi

Kapan perpustakaan Srikandi didirikan dan di mana tempatnya?
Pada tanggal 10 April 2005 perpustakaan berdiri secara swadaya. Atas partisipasi masyarakat yang cukup besar dan antusias, maka dalam waktu dekat sudah terkumpul banyak buku. Modal awal berupa buku pinjaman dan buku -buku pelajaran bekas baik tingkat SD, SMP, maupun SMA. Pengelola lalu melakukan banyak terobosan seperti membuat surat permohonan bantuan buku ke berbagai instansi pemerintah di Wonosobo. Kebetulan di perumahan Manggisan Asri hampir ada pegawai di seluruh instansi tersebut, sehingga ada perhatian lebih. Maka, buku-buku sumbangan mulai berdatangan dari beberapa instansi, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Kantor Pengadilan, Dinas Pendidikan, Bagian Humas,dll. Perpohonan bantuan juga diajukan ke penerbit Erlangga dan Yudhistira, melalui perwakilan Wonosobo, dan perseorangan lainnya (staff Perpusda Wonosobo) yang menyumbang banyak buku dan majalah.

Saya juga menodong teman-teman di SMPN 1 Wonosobo tempat saya mengajar, yang hobi baca dan punya banyak koleksi agar menyumbangkan sebagian koleksinya. Alhamdulillah, beberapa teman ada yang menyumbang sampai berpuluh-puluh buku, majalah, tabloid, dsbnya. Bahkan Bu Sri Mastuti (guru PKN SMPN 1 Wonosobo) menyumbang berkali-kali hingga beberapa karung. Subhanallah!

Kenapa perpustakaan tersebut dinamakan Srikandi?
Perpustakaan dinamakan Srikandi karena semua pengelolanya perempuan. Awalnya muncul beberapa nama, namun akhirnya sepakat memilih nama Srikandi. Harapan kami agar pengelola dan pengguna dapat mencontoh karakter tokoh wayang Srikandi. Srikandi adalah kesatria putri yang perkasa dan tangguh, mahir berolah senjata dan berlaga. Ia juga memiliki kepribadian yang tangguh, berani, tidak mudah menyerah, kuat memegang prinsip, tegas, dan berjiwa besar bagi negaranya. Karakter demikianlah yang menjadikan pengelola kuat memperjuangkan berdirinya perpustakaan Srikandi yang jelas akan menemui banyak tantangan. Kami menyadari bahwa masyarakat akan berkualitas, bila ibu maju dan anak cerdas. Maka, visi Perpustakaan Srikandi adalah Dengan Buku Ibu maju, Anak cerdas, Masyarakat berkualitas.

Sampai saat ini berapa jumlah anggota perpustakaan yang ibu kelola?

Jumlah anggota hingga saat ini sekitar 325 orang, baik warga Manggisan Asri maupun dari warga desa di sekitar perpustakaan Srikandi yang berbeda kelurahan. Beberapa siswa dan mantan siswa saya yang domisilinya jauh dari perpustakaan juga ada yang menjadi anggota.

Tujuan apa yang ingin dicapai dari perpustakaan itu?
Tujuan yang ingin dicapai adalah dapat meningkatkan minat dan budaya baca bagi masyarakat desa Andongsili, memberi wadah bagi ibu-ibu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sehingga dapat membuka peluang usaha, menjadi alternatif tempat rekreasi yang murah namun dapat menambah pengetahuan dan wawasan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar perpustakaan Srikandi.

Bagaimana suka duka ibu mengelola perpustakaan di tengah masyarakat?
Sukanya karena hidup terasa lebih bernilai. Damai rasanya ketika melihat anak-anak datang ke perpustakaan, lalu asyik membaca, dan pulang pinjam buku. Begitu juga ketika kumpul bersama ibu-ibu anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) binaan Perpus Srikandi rasanya ada kebahagiaan tersendiri. Oh ya, KSM Srikandi itu dibentuk oleh Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) yang dulu bekerjasama dengan LSM Bina Swadaya Cabang Kebumen. Selama dua tahun Perpus Srikandi mendapat pendampingan usaha ekonomi mikro dalam upaya peningkatan perekonomian keluarga. Hingga sekarang tanggal 14 setiap bulannya, diadakan pertemuan rutin KSM Srikandi. Kegiatannya antara lain, pembinaan, kupas buku, simpin, arisan, dan lain-lain. Pada saat pertemuan tersebut, ibu-ibu yang punya usaha sampingan membawa produk/dagangannya untuk dijual, seperti peyek kacang, telur asin, sambal peces, aneka kerudung/pakaian/tas/lipstik/dll.

Susahnya, pada pembagian tugas layanan perpustakaan srikandi terkendala oleh kondisi perumahan yang beragam aktivitasnya. Kalau saya jaga sendiri setiap hari jelas tidak bisa, karena saya mengajar yang kadang pulang sampai sore. Sementara ibu-ibu yang lain juga sudah disibukkan dengan kegiatan sosial lain seperti PKK RT, PKK RW, posyandu, pengajian, yasinan, dan lain-lain. Kendala lain adalah cuaca yang kurang mendukung, sering hujan dan dingin. Pengelola juga kesulitan untuk menentukan jam layanan yang tepat, karena pengunjung yang sebagian besar anak-anak, dan remaja, hampir setiap sore mengaji di Masjid. Pagi sampai siang hari mereka sekolah. Kendala lain juga pada pendanaan. Perhatian pemerintah masih kurang dalam hal pembinaan dan pendanaan. Dulu setelah menang lomba Perpustakaan Desa tingkat provinsi, memang sering dikunjungi dan sedikit mendapat bantuan, tapi berikutnya hingga sekarang, sudah tidak lagi.

Keprihatinan lainnya yakni hingga kini Perpustakaan Srikandi belum memiliki gedung sendiri meski sudah menempati gedung sendiri. Gedung yang beralamat di Manggisan Asri RT 2 RW 6 Blok H No 14 adalah rumah ketua pengelola. Sejak dibeli tahun 2005 langsung digunakan untuk perpustakaan Srikandi sampai Semarang. Luas bangunan 100 m2 untuk perpustakaan terasa masih sangat sempit. Ruangan terbagi atas teras, ruang layanan, ruang belajar, ruang baca, ruang petugas, garasi, dapur, kamar mandi dan WC.

Apa dampak yang dirasakan oleh masyarakat setempat dengan kehadiran perpustakaan Srikandi?
Dampak secara umum tentu perumahan Manggisan Asri menjadi lebih dikenal orang karena memiliki perpustakaan. Dampak bagi ibu-ibu anggota KSM Srikandi khususnya menjadi lebih berani untuk mencoba berbagai peluang usaha. Banyak anggota KSM Srikandi yang punya usaha kecil-kecilan, seperti membuat telor asin, peyek kacang, peyek dele, peyek rese, buka warung, jual pulsa, membuat sambal pecel, menjahit, latihan berkebun, buka catering kecil-kecilan, mengkreditkan baju dan asesoris, dan lain sebagainya. Bagi anak-anak dan remaja, ada alternative tempat bermain dan berkumpul yang positif dan bermanfaat. Bagi masyarakat pengguna perpustakaan srikandi pada umumnya lalu memiliki minat baca yang lebih baik. Bagi anak-anak yang tergabung pada klub menulis, tentu punya kemampuan menulis yang cukup, sehingga dapat mendokumentasikan dan mempublikasikan kegiatan dan prestasi warga Manggisan Asri.

Prestasi apa saja yang telah dicapai pengelola perpustakaan Srikandi selama ini?
Prestasi Perpus Srikandi sebenarnya belum seberapanya bila dibandingkan dengan perpustakaan desa lainnya di kabupaten Wonosobo. Wonosobo itu gudangnya juara Lomba Perpustakaan Desa tingkat provinsi, bahkan ada yang juara nasional. Meski demikian, apa pun prestasinya patut disyukuri karena untuk perjuangan untuk memajukan dan mempertahankan desa tidaklah mudah.
1. Tahun 2005 dinilai oleh Perpusda Wonosobo sebagai perpustakaan desa terbaik di kabupaten Wonosobo sehingga terpilih untuk mewakili Wonosobo ke tingkat provinsi.
2. Tahun 2006 mengikuti Lomba Perpustakaan Desa tingkat Jateng dan mendapat Juara I. Setelah menjadi juara banyak dikunjungi pengelola perpustakaan desa lainnya baik dari kabupaten Wonosobo maupun dari luar kabupaten Wonosobo.
3. Tahun 2010 mengikuti Lomba Menulis Puisi Tirto Utomo Award I pada HUT Perpusda Wonosobo, dan mendapat Juara I kategori SD (Nadya Fitriana).
4. Tahun 2011 mengikuti Lomba Menulis Puisi, Tirto Utomo Award II Juara 1 kategori SMP/SMA oleh Marcha Dwi R dan masuk nominasi (Nadya Fitriana)
5. Tahun 2012 mengikuti Lomba Menulis Cerpen dan Mading Tirto Utomo Award III, mendapat Juara 1 kategori Umum (Eko Hastuti) dan Juara 3 kategori SMP (Alysfiska Diffa W.), dan Juara Harapan 1 Lomba Mading sehingga terpilih menjadi Juara Umum.
4. Tahun 2013 mengikuti Lomba Menulis Cerpen dan Mading Tirto Utomo Award IV mendapat Juara 1 Kategori SMA oleh Reny Slamet dan Juara Harapan IV Mading oleh Tim Mading Perpus Srikandi
6. Tahun 2014 mengikuti Lomba Berpidato dan Menulis Resep, mendapat Juara 1 Lomba Pidato kategori SMP/SMA (Anindita), dan Juara Harapan I kategori SD oleh Iyes.
7. Mendapat pembinaan dari Coca Cola Foundation Indonesia berupa bimbingan teknis Kelompok Swadaya Masyarakat bekerja sama dengan LSM Bina Swadaya Cabang Kebumen selama dua tahun. Sehingga menjadi percontohan bagi desa-desa lain di kelurahan Andongsili. Bagi kami ini juga prestasi tersendiri.

Kegiatan apa saja yang dilakukan di Perpustakaan Srikandi?
Kegiatan yang pernah dilakukan antar lain :
1. memberi layanan peminjaman buku, pengembalian buku, dan baca di tempat
2. bimbingan belajar untuk siswa kelas 9 SMP mapel matemática dan bahasa Indonesia.
3. bimbingan menulis kreatif dan jurnalistik
4. bimbingan melukis dan mewarnai
5. pelatihan MC dan pidato
6. pelatihan dan pendampingan kelompok usaha ekonomi mikro
7. lomba mewarnai, lomba menulis dan membaca puisi
8. mengadakan pertemuan KSM Srikandi sebulan sekali.
9. Study banding ke perpustakaan lainnya yang lebih baik
10. mengikuti Workshop Pengelola TBM tingkat Jateng di Semarang diwakili oleh Bu Puji Hertini. Tahun berikutnya mengikuti Pelatihan Pengelola Perpustakaan di LPMP Jateng diwakili oleh Eko Hastuti dan Indarti. Tanggal 12 s/d 14 April 2010 mengikuti Workshop Pengelola TBM se-Jateng Angkatan III, di Gedung Monumen PKK Provinsi Jateng diwakili Bu Indarti. Tanggal 20-23 Meis 2010 mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelola TBM di Hotel Sahid Surabaya, sebagai program pengembangan budaya baca dan pengembangan perpustakaan untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat, memperluas pengetahuan dan produktivitas masyarakat.

Tanggal 20 Desember 2012 mendapat kunjungan dari rekanan Yayasan Tirto Utomo Foundation, Robin Hartanto, dan staff Perpusda Wonosobo (Warih Seto) untuk melakukan surve penulisan buku.

Bagaimana kiat mengelola perpustkaan masyarakat yang tentu berbeda dengan perpustakaan sekolah atau lembaga?
Mengelola perpustakaan desa tentu berbeda dengan perpustakaan sekolah yang segala sesuatunya telah terdanai dan terfasilitasi. Demikian juga dengan SDM pengelolanya yang tentu lebih berkualitas. Berdasarkan pengalaman saya, kiat mengelola perpustakaan desa antara lain sebagai berikut :
1. Awali dengan niat tulus ikhlas untuk mengabdikan diri pada kemajuan masyarakat
2. Rumuskan visi, misi, dan tujuan secara realistis lalu disosialisasikan kepada masyarakat agar mendapat dukungan dan bantuan
3. Bentuk kepengurusan dan siapkan perlengkapan dasar penyelenggaraan perpustakaan
4. Kalau semua sudah siap, sampaikan ke masyarakat bahwa layanan perpustakaan sudah siap. Umumkan jam layanan dan tata tertib perpustakaan
5. Layani pengunjung dengan baik, ramah, bersahabat, dan cepat agar mereka senang berkunjung ke perpustakaan
6. Adakan kegiatan pengembangan perpustakaan yang kreatif dan inovatif agar pengunjung tidak bosan
7. Adakan peremajaan buku/majalah secara berkala untuk menambah koleksi pustaka, dll

Apa harapan dan keinginan ibu yang belum terealisir selama ini dan ingin diwujudkan di masa mendatang terkait keberadaan perpustakaan Srikandi?
Saya ingin mengembangkan perpustakaan menjadi PKBM agar berbagai kegiatan memiliki wadah dan pengelolaan yang lebih baik. Saya juga ingin mengintensifkan kegiatan bimbel menulis agar peserta dapat menerbitkan buku/majalah sebagai bentuk apresiasi dan dokumentasi atas karya-karyanya selama ini. Selain itu, saya ingin terus menambah jumlah koleksi buku dan lainnya agar pengunjung perpustakaan semakin bertambah banyak. Harapan besarnya yaitu ingin memiliki gedung sendiri yang lebih besar dengan halaman yang luas sehingga anak-anak dapat leluasa membaca dan bermain di sekitar perpustakaan.

Saran dan masukan apa untuk para pengelola perpustakaan berbasis masyarakat agar berhasil seperti perpustakaan Srikandi?

Saran bagi perpustakaan desa lainnya agar kreatif dalan mengelola perpustakaan masing-masing. Jangan mudah putus asa bila menemui masalah. Anggap kendala-kendala yang dihadapi sebagai pemicu bagi kita untuk berjuang lebih keras lagi. Mengelola perpustakaan berbasis masyarakat adalah kegiatan nir laba, maka bagi siapa pun yang berminat ke sana, harus siap berkorban apa saja.

Tulisan lain yang berkaitan:

imgFoto Inspiratif Permudah Tulis Syair Tembang (Thursday, 8 March 2018, 337 views, 0 respon) Oleh Dra. Eko Hastuti, M.M. Guru SMP Negeri 1 Wonosobo dan anggota ISPI Eko Hastuti Keterampilan menulis bagi sebagian besar siswa SMP sangat rendah....
imgRefleksi Hari Kebangkitan Nasional (Saturday, 21 May 2016, 146 views, 0 respon) Oleh : Dra. Eko Hastuti, M.M. Anggota ISPI dan staf edukatif pada SMP Negeri 1 Wonosobo Sebagian warga Indonesia khususnya yang bekerja pada instansi...
imgKepsek yang Rajin Ngeblog Raup Ratusan Juta (Saturday, 29 November 2014, 695 views, 3 respon) Oleh : Deni Kurniawan As’ari Humas ISPI Dedi Dwitagama Di kalangan blogger guru, nama Dedi Dwitagama sudah tidak asing.  Beliau seorang kepala...
imgEWA, Sang Dosen yang Produktif Menulis Buku (Sunday, 31 August 2014, 1,067 views, 3 respon) Oleh : Deni Kurniawan As’ari (Redaksi web dan humas ISPI) Ersis Warmansyah Abbas Redaksi ISPI kembali menurunkan profil sarjana pendidikan...
imgDyah Budiarsih : Pengawas Jangan Hanya Sebagai Penonton (Monday, 17 February 2014, 2,400 views, 11 respon) Oleh : Deni Kurniawan As’ari Redaksi web ISPI dan Humas ISPI Atas : Dyah Budiarsih saat menerima piagam penghargaan juara 1 Pengawas...
Tulisan berjudul "Eko Hastuti, Sarjana Pendidikan yang Aktif Mengelola Perpustakaan Srikandi" dipublikasikan oleh Admin ISPI (Thursday, 17 April 2014 (09:35)) pada kategori Kegiatan, Media, Sosok, Wawancara. Anda bisa mengikuti respon terhadap tulisan ini melalui feed komentar RSS 2.0.
Anda juga bisa memublikasikan tulisan ini melalui jejaring sosial/web berikut:
FacebookTwitterStumbleDigg itRedditTechnoratiBlinklist
DesignfloatDiigoMixxMeneameFurlMagnolia

14 Responses to "Eko Hastuti, Sarjana Pendidikan yang Aktif Mengelola Perpustakaan Srikandi"

  1. ekohastuti says:

    Terima kasih Pak Deni, Perpustakaan Srikandi telah mendapat perhatian dan apresiasi dari ISPI dengan mewawancarai dan mempublikasikan hasil wawancara di web ISPI. Semoga hal ini memotivasi pengelola untuk terus meningkatkan dan mengembangkan berbagai kegiatan layanan di Perpus Srikandi dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Hanya saja, maaf, Pak Deni, ada sedikit kesalahan penulisan kata, seperti ekskur = ekskul, Dhrama Wanita = Dharma Wanita, Bebabagai = Berbagai, Juara 1 Lomba Cipta Cerpen tingkat Kabupaten Purworejo, yang benar Juara 2, SK Capeg Turín = SK Capeg Turun, inspirador = inspirator. Dengan demikian, kesalahan penulisan sudah diperbaiki. Terima kasih

    [Reply]

  2. sangat inspiratif sekali, budaya membaca memang harus ditingkatkan

    [Reply]

  3. semoga mencetak generasi muda yang gemar membaca kreatif dan berprestasi

    [Reply]

  4. kegiatan yang sangat positif untuk membentuk generasi baru yang berkualitas

    [Reply]

  5. semoga jangkauan perpustakaan srikandi ini semakin luas sehingga lebih banyak dinikmati masyarakat

    [Reply]

  6. kegiatan yang sangat positif dan bermanfaat untuk masyarakat

    [Reply]

  7. agus hariadi says:

    Good job…

    [Reply]

  8. Deni says:

    Selamat untuk ibu Eko, atas prestasinya yang luar biasa.

    [Reply]

  9. Nandur pari rabuke kompos, Perpus Srikandi nyata-nyata josss….

    [Reply]

  10. eko hastuti says:

    Terimakasih Pak Agus Hariadi, Pak Deni Kurniawan A., dan Pak Yohanes Siyamta atas apresiasinya. Karena motivasi panjenengan semua, Perpus Srikandi bisa terus eksis hingga saat ini. Juga buat sababat lainnya yang telah memberi apresiasi, saya sampaikan terimakasih atas perhatian dan apresiasinya.

    [Reply]

  11. GiIang Permana says:

    Sangat menginspirasi anak-anak muda untuk mulai berkarya melalui tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya membaca.

    PERPUSTAKAAN DESA JAYA KARENA PARTISIPASI ANDA
    Good Job 🙂

    [Reply]

  12. eko hastuti says:

    Terimaksih, ananda Gilang Permana. Semoga kamu juga terinspirasi ya, bukankah membaca dan menulis itu sama-sama pentingnya. Selamat berkarya!

    [Reply]

  13. Dyah Budiarsih says:

    Luar biasa Bu Eko! saya jadi ingat dulu sewaktu menjadi kepala SDN 5 Rejasari Purwokerto Barat saya mendirikan perpustakaan SRI KRESNA (mirip ya)dengan harapan pengguna perpus menjadi orang bijak seperti Kresna. Berkat teman-teman guru dan siswa yang aktif membaca berhasil menjadi juara 1 tk Propinsi Jateng (th 1999).
    Semoga tumbuh pustakawan-pustakawan baru yang terinspirasi perjuangan Bu Eko.

    [Reply]

  14. eko hastuti says:

    Makasih, Bu DYAH BUDIARSIH, sudah berkenan mampir dan memberi apresiasi yang luar biasa. Wah, ternyata Ibu juga hebat, telah lebih dulu merintis Perpustakaan SRI KRESNA dan mendapat prestasi tingkat provinsi, sebagai Juara 1 juga. Turut bangga, siswa-siswi di SDN 5 Rejasari, Purwokerto Barat beserta guru-gurunya aktif membaca dan mengembangkan perpustakaan sekolah. Amin, perjuangan Ibu juga mudah-mudahan menginspirasi pustakawan baru,demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Amin. Salam kenal dan salam persahabatan

    [Reply]

Komentar Anda?

«
»